KONSEP-KONSEP EKOLOGI
Dosen
Pengampu : Wawan Suprianto Nadra, M.Pd
Nama : Dewi Siti Asranting
NPM : 0330 1511 011
Kelas : A/III
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada saya sehingga tugas ini
dapat saya selesaikan dengan baik. Salawat serta salam tak lupa pula kita
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Atas perjuangan beliau
sehingga pada hari ini kita bisa menghirup udara bebas dengan segar yaitu udara
keIslman.
Makalah mengenai “Konsep-Konsep
Ekologi” Dalam penyelesain makalah ini, saya banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya waktu dan spesifiknya informasi
yang saya dapatkan karena hanya mengandalkan
beberapa referensi. Namun adapun referensi yang digunakan adalah melalui
media atau internet.
Pada akhirnya penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran
dan kritikkan dari teman-teman dan kepada dosen pembimbin sangat di butuhkan.
Tak lupa pula rasa berterima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbin.
Ternate, 10 Oktober 2016
Dewi Siti Asranting
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PANDAHULUAN
A. Latar
Belakang .......................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah ...................................................................................................
2
C. Tujuan
Masalah........................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah
ekologi .......................................................................................................
3
B.
Pengertian ekologi ..................................................................................................
3
C.
Hubungan ekolgoi dengan ilmu-ilmu lain ...............................................................
4
D.
Pembagian ekologi ..................................................................................................
5
E.
Ruang lingkup ekologi ............................................................................................
6
F.
Aplikasi ekologi ......................................................................................................
16
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
.............................................................................................................
18
B. Saran
.......................................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Istilah ekologi sudah dipakai
pada tahun 1869 oleh Ernest Haeckel, seorang ahli Biologi Jerman untuk
menanamkan suatu cabang biologi, yaitu ilmu yang mempelajari makhluk hidup
dalam kesatuannya dengan tempat hidupnya. Sekarang
kita jumpai bermacam-macam definisi untuk ekologi, antara lain yang berbunyi,
”ilmu tentang pola hubungan antara organisme dan lingkungannya”, ”ilmu tentang
interaksi antara sistem-sistem kehidupan dan lingkungannya”, dan yang paling
singkat ialah, ”biologi lingkungan”.
Tiap makhluk hidup
dikelilingi bahan-bahan dan
kekuatan-kekuatan yang membentuk lingkungannya dimana ia memperoleh
kebutuhan-kebutuhan untuk hidup, bertumbuh dan berkembang biak. Lingkungan merupakan sumber energi, sumber materi, dan
tempat untuk membuang kotoran-kotoran yang tidak dibutuhkannya lagi. Hidupnya
sangat tergantung dari lingkungan, ia harus dapat beradaptasi, bahkan tubuhnya
mengalami perubahan-perubahan dari pengaruh lingkungan; juga tingkah laku dan
watak tidak luput dari pengaruh tersebut. Sebaliknya tempat tinggal dipengaruhi
oleh makhluk-makhluk yang menghuninya. Lingkungan dapat berubah karenanya,
hasil buangan yang berupa kotoran, cairan gas, dan bangkai menjalankan
perubahan komposisi kimia lingkungan, yang bersifat merusak atau membangun.
Manusia pada hakikatnya adalah
murid-murid alam atau lingkungan, karena alam dan lingkungan mengajari mereka
banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan
secara terus-menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu menyesuaikan
dirinya dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang
merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah
segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun
mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru
bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada di
sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang
sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari dan memanfaatkannya.
Semakin hari, semakin
dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal lingkungannya, apalagi perkembangan
IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang berubah, begitu pula
berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan. Dengan merenungkan
munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi
yang mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia itu
sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan ekologi
semakin menonjol.
B. Rumusan
Masalah
1. Jelaskan sejarah ekologi?
2.
Apa pengertian ekologi?
3.
Jelaskan hubungan ekologi dengan ilmu-ilmu lain?
4.
Sebutkan pembagian ekologi?
5.
Sebutkan ruang lingkup ekologi?
6.
Jelaskan aplikasi ekologi?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui sejarah ekologi
2.
Untuk mengetahui pengertian ekologi
3.
Untuk
mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lain
4.
Untuk mengetahu pembagian ekologi
5.
Untuk
mengetahui ruang lingkup ekologi
6.
Untuk mengetahui aplikasi ekologi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Ekologi
Dalam pandangan historis,
ekologi tidak begitu jelas. Ini disebabkan karena perkembangannya yang
berangsur-angsur. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof lainnya,
merupakan naskah kuno yang berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi,
meskipun tidak menggunakan nama ekologi. Baru pada abad ke-16 dan 17 yang
timbul dari natural history yang kemudian berkembang menjadi satu ilmu yang
sistematik, analitik, dan obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan
yaitu EKOLOGI. Nama tersebut baru dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman
yang bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.
Sebelum itu, banyak orang
besar dari kebangunan biologi abad ke-18 telah menyumbang kepada pokok
persoalannya walaupun etiket “ekologi” tidak digunakan. Misalnya: Anton van
Leeuwenhoek, yang lebih dikenal sebagai ahli mikroskop perintis dari awal tahun
1700 juga mempelopori pengkajian “rantai-rantai makanan” dan “pengaturan
populasi”, dua bidang penting dalam ekologi mutakhir.
Sekitar tahun 1900, ekologi
diakui sebagai suatu disiplin ilmu dan berkembang terus dengan cepat. Apalagi
saat dunia sangat peka terhadap masalah lingkungan dalam mengadakan dan
memelihara mutu manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mendasarinya dan
selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
B. Pengertian
Ekologi
Ekologi
berasal dari bahasa Yunani “Oikos” yang berarti rumah atau tempat hidup, dan
“logos” yang berarti ilmu. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi
merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya.
Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Ada
juga yang mngatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari
hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi
merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa
yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi
didevinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan
dengan upaya mutakhir untuk mendevinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur
dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum
(1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi
ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini
menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu
termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara
(materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem
tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam
sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi
organisme di alam.
Jelaslah
bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya
atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk
hidup sesamanya dan dengan komponen di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli
ekologi juga menaruh minat kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain
(makhluk hidup) dalam kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan.
Selanjutnya dengan adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak
tahun 1968 sedangkan di Indonesia sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai
memikirkan masalah pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan penduduk,
masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca
atau pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah memberikan efek yang
mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari Biologi yang
merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang
menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.
C.
Hubungan Ekologi dengan Ilmu-ilmu lain
Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur. Dari perkembangan itu
semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu
lainnya. Guna memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya
harus dipandang dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti
hubungan antara organisme dan lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan
tentang komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan.
Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah
makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah kaca atau
pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara
mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan
lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi
dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang
harus memahami ekologi.
Dalam ekologi, istilah populasi dinyatakan sebagai golongan
individu-individu dari setiap spesies organisme. Sedangkan komunitas adalah
semua populasi-populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan
lingkungan yang tidak hidup berfungsi bersama sebagai sistem ekologi atau
ekosistem. Penting untuk diketahui bahwa tidak ada garis pemisah yang jelas
ditunjukan pada spektrum yang dimaksud. Interaksi dengan lingkungan fisik (energi dan mineral) pada setiap tingkat
menghasilkan sistem-sistem fungsional yang khas. Di mana sistem tersebut
mempunyai tujuan dan merupakan gabungan dari berbagai komponen yang secara
teratur berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan serta membentuk
satu kesatuan secara keseluruhan.
Agar mudah dimengerti hubungan organisme dan lingkungannya, semua bidang
ilmu yang dapat menerangkan setiap makhluk hidup dan lingkungan sangat
diperlukan. Penyebaran, adaptasi dan aspek-aspek fungsi organisme dan komunitas
banyak dipelajari dalam ekologi dan erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi
lainnya seperti taksonomi, morfologi, fisiologi, genetika. Sedangkan
klimatologi, ilmu tanah, geologi, dan fisika memberikan informasi mengenai
keadaan lingkungan. Jadi pengetahuan dan biologi sangat diperlukan bagi seorang
ahli ekologi untuk dapat mengungkapkan hubungan antara lingkungan dan dunia
kehidupan.
D. Pembagian
Ekologi
Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Autekologi: membahas pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-sejarah
hidup dan prilaku sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan
biasanya mendapatkan penekanan. Pembahasan meliputi aspek siklus hidup, adaptasi, sifat
parasitik, non-parasitik, dan lain-lain.
b. Sinekologi: membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme
yang berasosiasi bersama sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam
suatu daerah tertentu. Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis
pohon terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi. Apabila
studi itu memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis pohon itu tumbuh,
pendekatannya bersifat sinekologi.
Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam penelitian. Seseorang
yang akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada proses-proses,
tingkat-tingkat, lingkungan-lingkungan, organisme-organisme, atau
masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap
keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
E.
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang lingkup ekologi
meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer.
1.
Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan
genetik,dan berada bersama-sama dalam tempat
dan waktu yang sama. Secara umum, apabila kita bicara populasi,maka yang
kita maksudkan adalah anggota-anggota dari spesies yang sama,yang satu sama
lain berdekatan. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi
interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh
interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.
a.
Alelopati
Merupakan interaksi
antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi
tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh,
jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.
b.
Kompetisi
Merupakan interaksi
antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga
terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan
antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
2.
Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat
dan waktu tertentu. Tingkatannya tergantung pada skala yang kita tetapkan. Kita
dapat menggunakan komunitas untuk menunjukkan
semua benda yang hidup di dalam suatu ekosistem ,atau kita dapat
membatasi perhatian kita hanya pada komunitas burung, atau komunitas tanaman dan sebagainya.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil
beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya
pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :
a. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau
indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan
Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan
sklerofil.
b. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan
lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan, dan lain-lain.
c. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe
metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di
daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka
disebut hutan hujan tropik.
Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang
secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
a. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau,
di sungai, di parit atau di kolam.
b. Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di
pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
Suksesi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali,
sehingga komunitas awal (yang ada) menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan
ditempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya terjadilah
habitat baru.
2. Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi
primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal
pada habitatnya. Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak total,
masih ada komunitas yang tersisa.
Dalam komunitas,
semua organisme
merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan
melalui keragaman interaksinya. Interaksi antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme,
antarpopulasi, dan antarkomunitas.
a.
Interaksi antarorganisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain
jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari
populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang
kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Netral adalah hubungan tidak saling
mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang
bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut
netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
2) Predasi adalah hubungan antara
mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa,
predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai
pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa, dan burung hantu dengan tikus.
3) Parasitisme adalah hubungan antarorganisme
yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium
dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
4) Komensalisme adalah hubungan antara dua
organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi
sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak
dirugikan. Contohnya tumbuhan anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
5) Mutualisme adalah hubungan antara dua
organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
b.
Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi
secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut :
1. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
2. Di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena
tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah
alelopati dikenal sebagai anabiosa.
3. Jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang
diperlukan.
4. Persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
c.
Interaksi AntarKomunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama
dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai.
Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang,
burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang,
zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah
terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan
peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga
aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya
pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut
dan darat.
d. Interaksi Antarkomponen Biotik dengan
Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem.
Hubungan antara
organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam
sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur
atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat
mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya
keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini
tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem
untuk mencapai keseimbangan baru.
3. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik
antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekologi atau tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan
tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi.
Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang berperan
sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Ekosistem merupakan suatu
interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan
fungsinya tersusun dari beberapa komponen sebagai berikut :
a.
Komponen autotrof
Autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti
“menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b.
Komponen heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti berbeda, dan
trophikos yang berarti makanan). Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan
bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh
organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia,
hewan, jamur, dan mikroba.
c.
Bahan tak hidup
(abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah,
air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d.
Pengurai
(dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme
pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan
yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem
air Laut.
1) Ekosistem darat
Ekosistem
darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat
dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
a.
Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat
di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).
Suhu slang hari tinggi (bisa mencapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat
rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.
Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun
dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak
berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.
Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
b.
Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke
subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan
hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase
(aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan
rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison,
zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
c. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan
relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung
letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon
tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah
terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar
organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan
kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah
tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek
sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
d. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah
curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat
musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan
tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon
(sebang saluwak).
e.
Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di
belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah
suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas
satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah
sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
f.
Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di
belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di
puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim,
tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu
beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang
menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan
yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa
kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
2)
Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan
yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir
semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar
pada umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai
berikut.
a.
Adaptasi
tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air
tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru
dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti
sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea),
mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di
habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau
isotonis.
b.
Adaptasi
hewan
Ekosistem air tawar dihuni
oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot
yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya
ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk
memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
Habitat air tawar merupakan
perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air
dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
3)
Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a.
Laut
Habitat laut (oseanik)
ditandai oleh
salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di
daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di
bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut :
a.
Litoral merupakan daerah
yang berbatasan dengan darat.
b.
Neretik merupakan daerah
yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c.
Batial merupakan daerah
yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m.
d.
Abisal merupakan daerah
yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara
horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ketengah, laut dibedakan sebagai berikut :
a.
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b.
Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c.
Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d.
Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan
masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e.
Hadalpelagik merupakan bagian
laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya
terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai
produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Di laut,
hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama
dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara
banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara
osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
4)
Ekosistem pantai
Ekosistem
pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut. Ekosistem
pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup
di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat
keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah
ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi
konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah
pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landaklaut, bintanglaut, danikan-ikan kecil. Daerah
pantai terdalam terendam saat air
pasang maupun surut. Daerah
ini dihuni oleh beragaman vertebrata dan ikan serta rumput laut.
4.
Biosfer
Biosfer
adalah ekosistem global jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh makhluk hidup dan tempatnya
hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks dalam ekologi. Biosfer
meliputi atmosfer hingga ketinggian beberapa kilometer, daratan sampai ke dan
termasuk bebatuan yang mengandung air
yang berada paling tidak 1500 meter di bawah tanah, danau dan aliran sungai,
gua, dan lautan hingga kedalaman beberapa kilometer.
Penentu
penting persebaran organisme dalam biosfer meliputi iklim dan factor abiotik lainnya.
Faktor abiotik utama :
a.
Suhu
Suhu lingkungan merupakan
faktor penting dalam persebaran organisme karena pengaruhnya pada proses bilogis
dan ketidakmampuan sebagaian besar organisme untuk mengatur suhu tubuhnya
secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat di dalamnya membeku pada
suhu di bawah 0o C, dan protein pada sebagian besar organisme akan
mengalami denaturasi pada suhu di atas 45o C. Selain itu jumlah
organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif pada suhu
yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi. Adaptasi yang luar biasa
memungkinkan beberapa organisme hidup di luar di dalam suhu tersebut.
b.
Air
Sifat-sifat air yang unik
berpengaruh pada organisme dan lingkungannya. Air sangat penting bagi kehidupan
tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis di berbagai habitat.
Organisme air tawar dan air laut hidup terendam di dalam suatu lingkungan akuatik,
tetapi organisme tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan
osmosis intraselulernya tidak sesuai dengan tekanan osmosis air disekitarnya.
Organisme di lingkungan darat mengahdapi ancaman kekeringan yang hampir konstan
dan evolusinya dibentuk oleh kebutuhannya untuk mendapatkan dan menyimpan air dalam jumlah yang mencukupi.
c.
Cahaya Matahari
Matahari memberikan energi
yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem meskipun hanya tumbuhan dan
organisme fotosintetik lain yang menggunakan sumber energi secara langsung.
Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran
organisme fotosintetik akan tetapi organisme fotosintetik itu sendiri menyerap
banyak cahaya yang menembus air yang selanjutnya akan mengurangi intensitas dan
kualitas cahaya pada air di bawahnya.
d.
Angin
Angin memperkuat pengaruh suhu lingkungan pada organisme dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan
konveksi. Angin juga menyebabkan hilangnya air di organisme dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan laju transpirasi
pada tumbuhan. Selain itu, angin dapat menyebabkan pengaruh yang sangat
mendasar pada bentuk pertumbuhan tumbuhan., yaitu dengan cara menghambat
pertumbuhan anggota tubuh pohon yang terdapat pada sisi arah tiupan angin,
anggota tubuh pohon yang berada pada arah yang berlawanan dengan arah tiupan
angin akan tumbuh secara normal, yang menghasilkan suatu penampakan
“lambaian bendera”.
e.
Batu dan Tanah
Penyebab timbulnya pola pengelompokan
pada area tertentu yang acak pada ekosistem terrestrial adalah struktur fisik,
pH dan komposisi mineral batuan serta tanah yang akan membatasi persebaran
tumbuhan dan hewan yang memakannya. Pada aliran sungai, komposisi substrat
dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang selanjutnya akan mempengaruhi
tumbuhan dan hewan penghuni ekosistem akuatik. Pada lingkungan laut struktur substrat dalam zona pasang-surut dan dasar laut menentukan
jenis organisme yang dapat menempel atau meliang dalam habitat seperti itu.
f.
Gangguan Periodik
Gangguan yang
sangat merusak seperti kebakaran, badai, tornado dan letusan gunung merapi
dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah adanya gangguan yang merusak,
daerah akan dikolonisasi ulang oleh organisme yang selamat dari bencana, akan
tetapi struktur komunitas akan mengalami suatu suksesi perubahan selama proses
pemulihan. Beberapa gangguan, seperti letusan gunung berapi merupakan gangguan
yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi menurut dan ruang, sehingga
organism tidak memiliki adaptasi evolusioner untuk menghadapinya. Sebaliknya
gangguan seperti kebakaran meskipun dalam jangka pendek tidak dapat diprediksi,
tetapi kejadian berulang sering terjadi pada beberapa komunitas, dan banyak
tumbuhan telah beradaptasi terhadap gangguan periodic seperti ini. Pada
kenyataannya beberapa komunitas sesungguhnya bergantung pada kebakaran yang
terjadi secara periodik untuk mempertahankan hidupnya.
g.
Iklim
Faktor abiotik yang baru
dijelaskan memiliki pengaruh langsung pada biologi organisme. 4 faktor pertama suhu, air, cahaya, dan angin-merupakan komponen utama iklim (climate) yaitu
kondisi cuaca yang dominan pada suatu lokasi, kita dapat melihat dampak besar
iklim pada persebaran organisme dengan cara membuat suatu klimograf, yaitu
suatu plot suhu dan curah hujan dalam suatu daerah tertentu, yang sering kali
diberikan dalam bentuk rata-rata tahunan.
Rata-rata tahunan untuk suhu dan curah hujan sangat berkorelasi dengan
bioma yanng ditemukan di wilayah yang berbeda-beda. Akan tetapi, kita harus
selalu berhati-hati untuk membedakan antara korelasi antara variabel-variabel
dengan kausal, yaitu suatu hubungan sebab akibat.
F.
Aplikasi Ekologi
Manusia
sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang kompleks.
Kegiatan-kegiatan seperti perkembangan penduduk, industri pembangunan
jalan-jalan dan hutan, pemakaian insektisida, penggunaan unsur-unsur radio
aktif, pembuatan bandara, perumahan, dan sebagainya merupakan contoh yang dapat
mempercepat proses perubahan lingkungan dari bumi ini. Manusia dengan
kelebihannya yang mempunyai akal dan pikiran dalam kemajuan teknologi ini
merasa makhluk yang paling berkuasa di alam ini. Penemuan-penemuan yang pada
mulanya bertujuan untuk kesejahteraan manusia dapat menjadi bomerang terhadap
hidupnya bila prinsip-prinsip ekologi diabaikan.
Untuk hidup
dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya dan
pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat
dipertanggung jawabkan
demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi harus dapat melihat jauh
ke depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat pengamanan dan
pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat kesejahteraan yang
lebih tinggi.
Asas-asas
ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis lingkungan
hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan, penghijauan,
erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi
buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya
masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak
mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.
Ada 14 asas
dalam ekologi yang merupakan satu kesatuan antara yang satu dengan yang lain.
Yaitu:
1. Energi dapat diubah dari bentuk
satu ke bentuk lainnya, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan
2. Semua proses pengubahan energy tidak cermat
3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber
alam
4. Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan
5. Peningkatan pengadaan suatu sumber alam
mungkin dapat merangsang penggunaan sumber alam tersebut
6. Keturunan (genotif) dengan daya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai pada generasi berikutnya
7. Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan
yang stabil
8. Tingkat makanan atau takson menjadi
jenuh oleh keanekaragaman dengan kecepatan yang ditentukan oleh sifat mic,
diferensiasi
9. Keanekaragaman sebanding dengan biomassa / produktivitas
10. Biomassa / produktivitas meningkat dalam lingkungan
yang stabil
11. Sistem yang mantab (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa
12. Kesempurnaan adaptasi setiap habitat/sifat bergantung kepada kepentingan relatifnya dalam suatu
lingkungan tertentu
13. Lingkungan fisik yang
stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku dalam ekosistem mantap yang
kemudian menggalakkan stabilitas populasi lebih jauh lagi
14. Derajat pola keteraturan fluktuasi
populasi bergantung kepada pengaruh sejarah populasi itu sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi adalah bagian kecil dari
biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua, yaitu pembagian berdasarkan
“lapisan vertikal”
dan pembagian berdasarkan “taksonomi” Makhluk hidup atau organisme
memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat paling sederhana ke
tingkat organisasi yang paling kompleks. Tingkatan organisme dalam ekologi adalah protoplasma, sel, jaringan, organ
, sistem organ, organism, populasi, komunitas, dan ekosistem. Ekologi masak ini menjadi
semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat dikelompokkan berdasarkan bidang
kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi, berdasarkan habitatnya, dan berdasarkan taksonomi.
Suatu organisme tidak dapat hidup
sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung pada
organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya. Ekologi memiliki 14
asas yang merupakan satu kesatuan antara asas yang satu dengan asas yang
lain.
B. Saran
Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan
hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamal Irwa, Zoer’aini. 2003. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.
Heddy, Suwasono, dkk. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta : Rajawali.
Mc. Noughton, S.J., Larry L.
Wolf. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University.
Soemarmoto, Otto. 1972. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar