KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT
EKOSISTEM
Dosen
Pengampu : Wawan Suprianto Nadra, M.Pd
Nama : Dewi Siti Asranting
NPM : 0330 1511 011
Kelas : A/III
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada saya sehingga tugas ini dapat
saya selesaikan dengan baik. Salawat serta salam tak lupa pula kita haturkan
kepada junjungan kita Muhammad Saw. Atas perjuangan beliau sehingga pada hari
ini kita bisa menghirup udara bebas dengan segar.
Makalah mengenai “ Keanekaragakan Hayati Tingkat Ekosistem” Dalam penyelesain makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya waktu dan spesifiknya informasi yang saya dapatkan
karena hanya mengandalkan beberapa
referensi namun adapun referensi yang digunakan adalah melalui buku atau
internet.
Pada akhirnya penyusunan makalah ini dapat diselesaikan
meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritikkan
dari teman-teman dan kepada dosen pembimbin sangat di butuhkan. Tak lupa pula
rasa berterima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbin.
Ternate, 10 Oktober 2016
Dewi Siti Asranting
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PANDAHULUAN
A. Latar
Belakang ..........................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah .....................................................................................................
2
C. Tujuan
.......................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Komponen
penyusun ekosistem ...............................................................................
3
B.
Tingkat
organisasi dalam ekosistem ..........................................................................
5
C.
Keseimbangan
ekosistem ..........................................................................................
7
D.
Hubungan saling
ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik .. 8
E.
Jenis-jenis
interaksi antarorganisme makhluk hidup .................................................
10
F.
Pentingnya
menjaga kelestarian keanekaragaman tumbuhan dan hewan ................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
...............................................................................................................
14
B. Saran
.........................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Adanya
perubahan-perubahan pada populasi mendorong perubahan pada komunitas.
Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan ekosistem berubah. Perubahan
ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Keadaan ini
merupakan klimaks dari ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang gangguan
dari luar, kesimbangan ini dapat berubah, dan perubahan yang terjadi akan
selalu mendorong terbentuknya keseimbangan baru.
Rangkaian
perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis sampai mencapai ekosistem
klimaks disebut suksesi. Terjadinya suksesi dapat kita amati pada daerah yang
baru saja mengalami letusan gunung berapi. Rangkaian suksesinya sebagai berikut
:
Mula-mula daerah
tersebut gersang dan tandus. Setelah beberapa saat tanah akan ditumbuhi oleh
tumbuhan perintis, misalnya lumut kerak. Tumbuhan perintis ini akan
menggemburkan tanah, sehingga tanah dapat ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan
kekeringan. Setelah rumput-rumput ini tumbuh dengan suburnya, tanah akan makin
gembur karena akar-akar rumput dapat menembus dan melapukan tanah, juga karena
rumput yang mati akan mengundang datangnya dekomposer (pengurai) untuk
menguraikan sisa tumbuhan yang mati. Dengan semakin subur dan gemburnya tanah
maka biji-biji semak yang terbawa dari luar daerah itu akan tumbuh, sehingga
proses pelapukkan akan semakin banyak.
Dengan makin
gemburnya tanah, pohon-pohon akan mulai tumbuh. Kehadiran pohon-pohon akan
mendesak kehidupan rumput dan semak sehingga akhirnya tanah akan didominasi
oleh pepohonan. Sejalan dengan perubahan vegetasi, hewan-hewan yang menghuni
daerah tersebut juga mengalami perubahan tergantung pada perubahan jenis
vegetasi yang ada. Ada hewan yang datang dan ada hewan yang pergi. Komunitas
klimaks yang terbentuk dapat berupa komunitas yang homogen, tapi dapat juga
komunitas yang heterogen. Contoh komunitas klimaks homogen adalah hutan pinus,
hutan jati. Contoh komunitas klimaks yang heterogen misalnya hutan hujan
tropis.
Uraian diatas
menunjukkan perkembangan dari suatu ekositem dimana didalamnya terjadi suksesi
dan untuk mencapai mekanisme yang klimaks didalam ekosistem tersebut.
Keberhasilan perkembangan ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh organisme yang
hidup di dalamnya, kelentingan ekosistem, dan daya dukung ekosistem.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah
komponen penyusun ekosistem?
2.
Bagaimanakah
tingkat organisasi dalam ekosistem?
3.
Bagaimanakah
keseimbangan ekosistem?
4.
Bagaimanakah
hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik?
5.
Sebutkan jenis-jenis
interaksi antarorganisme makhluk hidup?
6.
Jelaskan
pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman tumbuhan dan hewan?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui
komponen penyusun ekosistem
2.
Untuk mengetahui
tingkat organisasi dalam ekosistem
3.
Untuk menetahui
keseimbangan antar ekosistem
4.
Untuk mengetahui
hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik
5.
Untuk mengetahui
jenis-jenis interaksi antarorganisme makhluk hidup
6.
Untuk mengetahui
pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman tumbuhan dan hewan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Komponen Penyusun Ekosistem
Ekosistem
merupakan kesatuan struktural dan fungsional antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem dibentuk oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup beserta
benda-benda tak hidup. Semua makhluk hidup yang menyusun suatu ekosistem disebut
komponen biotik. Sedangkan benda-benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut
komponen abiotik. Di dalam ekosistem, komponen abiotik dan komponen biotik
saling memengaruhi.
1.
Komponen Biotik
Komponen
biotik suatu ekosistem meliputi berbagai jenis makhluk hidup. Berdasarkan
fungsi atau tingkatan trofiknya, komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Produsen adalah
makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri, yaitu tumbuhan. Tumbuhan
dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Energi yang
digunakan dalam fotosintesis diperoleh dari energi matahari, sehingga matahari merupakan
sumber energi utama bagi kehidupan di bumi. Bakteri yang hidup di lautan dalam
dapat mengambil energi dari bahan-bahan kimia yang ada di sekitarnya untuk melakukan kemosintesis.
Proses
fotosintesis dan kemosintesis menghasilkan gula sederhana. Gula sederhana ini
digunakan untuk menyusun komponen-komponen sel, menghasilkan energi, dan
sebagian digunakan sebagai cadangan makanan. Bila produsen dimakan oleh makhluk
hidup lain, maka terjadi perpindahan makanan dari produsen ke hewan tersebut.
Jadi hanya produsen yang dapat membuat makanan sendiri dan dikatakan bersifat
autotrof. Konsumen memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh
produsen. Karena tidak dapat membuat makanan sendiri dan selalu bergantung pada
makhluk hidup lain, maka konsumen bersifat
heterotrof. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dapat dibagi menjadi
empat jenis seperti:
Berbagai jenis konsumen berdasarkan jenis makanannya.
Konsumen
|
Sumber Makanan
|
Contoh
|
Herbivora
|
Tumbuhan
|
Rusa, kambing, belalang
|
Karnivora
|
Hewan
|
Harimau, serigala, burung hantu
|
Omnivora
|
Tumbuhan dan hewan
|
Musang, beberapa jenis tikus
|
Detrivor
|
Detritus
|
Cacing tanah
|
Organisme yang memakan produsen (hewan herbivora)
disebut konsumen pertama. Organisme yang memakan hewan herbivora (hewan
karnivora) disebut konsumen kedua. Organisme yang memakan konsumen kedua
disebut konsumen ketiga, dan seterusnya. Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang berperan sebagai
pengurai zat-zat yang terdapat dalam makhluk hidup yang sudah mati. Jadi
dekomposer menguraikan zat organik menjadi bahan anorganik kembali yang dapat
dimanfaatkan kembali oleh produsen. Contoh dekomposer dalam ekosistem adalah
bakteri dan jamur saprofit.
Dalam ekosistem, setiap jenis makhluk hidup
memerlukan tempat atau lingkungan yang sesuai untuk kehidupannya. Tempat yang
sesuai bagi makhluk hidup untuk melakukan aktivitas hidupnya disebut habitat. Habitat menyediakan makanan dan
tempat berlindung bagi makhluk hidup. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai
peranan atau pekerjaan tertentu dalam ekosistem. Peranan makhluk hidup pada
suatu ekosistem disebut nisia. Nisia berkaitan dengan jenis makanan, cara
mencari makan, dan waktu mencari makan.
Misalnya di suatu hutan terdapat kelelawar yang
hidup dengan memakan buah-buahan di malam hari dan burung hantu yang memakan
tikus atau hewan kecil lainnya di waktu yang sama. Dengan demikian nisia kelelawar
dan burung hantu berbeda meskipun mereka tinggal di habit at yang sama dan
mencari makan ada waktu yang sama pula.
2.
Komponen Abiotik
Komponen
abiotik menyediakan tempat hidup, makanan, dan kondisi yang diperlukan oleh
komponen biotik, sehingga komposisi komponen abiotik sangat memengaruhi jenis komponen
biotik yang dapat hidup. Komponen abiotik yang memengaruhi komponen biotik
dalam suatu ekosistem antara lain air, tanah, suhu, cahaya matahari, udara,
kelembapan, dan keasaman (pH).
a.
Air
Air
sangat penting bagi makhluk hidup. Air berfungsi sebagai pelarut zat-zat dalam
tubuh, sistem pengangkut, dan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia di
dalam tubuh. Keberadaan air pada suatu ekosistem sangat memengaruhi jenis
makhluk hidup yang dapat hidup. Contohnya adalah daerah gurun yang kandungan
airnya sedikit mempunyai jenis hewan dan tumbuhan yang sangat berbeda dengan daerah
hutan hujan tropis. Hewan dan tumbuhan juga beradaptasi untuk menyesuaikan
dengan keadaan air di lingkungannya. Contohnya kaktus yang hidup di gurun pasir
daunnya mengalami modifikasi menjadi duri untuk mengurangi penguapan.
b.
Tanah
Tanah
merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat penting bagi kehidupan.
Keadaan tanah menentukan jenis tumbuhan yang dapat hidup dan jenis-jenis tumbuhan
akan menentukan jenis-jenis hewan yang dapat hidup.
c.
Suhu
Makhluk
hidup membutuhkan suhu yang sesuai agar dapat bertahan hidup. Suhu memengaruhi
reaksi biokimiawi di dalam tubuh. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat
menyebabkan gangguan pada reaksi-reaksi biokimiawi di dalam tubuh, sehingga
aktivitasnya terganggu. Oleh karena itu setiap makhluk hidup memerlukan suhu
optimum untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
d.
Cahaya Matahari
Cahaya
matahari diperlukan untuk proses fotosintesis tumbuhan hijau. Selain itu cahaya
matahari juga memengaruhi suhu bumi menjadi sesuai untuk kehidupan berbagai
makhluk hidup. Oleh karena itu kamu akan menjumpai bentuk kehidupan yang
berbeda pada daerah yang banyak mendapat cahaya matahari (daerah tropis) dibandingkan
daerah yang sedikit mendapat cahaya matahari (daerah kutub). Coba, sebutkan
hewan dan tumbuhan yang hidup di kedua daerah tersebut.
e.
Udara
Udara
merupakan campuran berbagai macam gas, misalnya nitrogen, oksigen, karbon
dioksida, dan karbon monoksida. Oksigen diperlukan oleh makhluk hidup untuk respirasi.
Sedangkan karbon dioksida diperlukan tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis.
B.
Tingkat Organisasi dalam Ekosistem
Makhluk
hidup dalam ekosistem membentuk tatanan atau organisasi tertentu. Organisasi terkecil
dalam ekosistem disebut individu. Individu-individu sejenis berkumpul dan
berinteraksi membentuk organisasi yang lebih besar yang disebut populasi.
Beberapa populasi makhluk hidup dalam suatu lingkungan berinteraksi membentuk komunitas. Komunitas dan lingkungannya selalu
berhubungan timbal balik membentuk ekosistem. Beberapa ekosistem membentuk bioma dan keseluruhan ekosistem yang ada di
bumi merupakan biosfer.
1.
Individu
Individu adalah makhluk hidup tunggal yang dapat
hidup secara fisiologis. Seekor kerbau, seekor rusa, sebatang pohon meranti,
sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia merupakan individu dalam ekosistem.
Individu merupakan satuan fungsional terkecil penyusun ekosistem.
2.
Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu sejenis pada
suatu daerah dalam jangka waktu
tertentu. Jadi rusa-rusa di padang rumput, pohon-pohon kelapa di
perkebunan, dan penduduk (manusia) di suatu kelurahan merupakan populasi.
Kehidupan suatu populasi dipengaruhi oleh populasi makhluk hidup yang lain.
Jumlah individu sejenis dalam satuan luas tertentu pada jangka waktu tertentu
disebut kepadatan populasi. Rumus untuk menghitung kepadatan populasi dapat
ditulis sebagai berikut.
Misalnya pada tahun 2006 survei pohon buah-buahan di
desa Sukamaju menemukan 4.500 pohon pisang, 3.000 pohon mangga, dan 900 pohon
rambutan. Maka kepadatan populasi pisang dapat dihitung sebagai berikut :
Kepadatan populasi pisang =
= 375 pohon/hektar
3.
Komunitas
Komunitas merupakan kumpulan beberapa populasi yang berbeda
yang saling berinteraksi pada daerah dan waktu tertentu. Misalnya populasi ikan
nila, populasi ikan mujair, populasi eceng gondok, populasi plankton, dan
populasi Hydrilla merupakan anggota komunitas kolam. Pada komunitas terjadi
interaksi antara berbagai populasi dan dalam interaksi itu terjadi perpindahan
materi dan energi. Misalnya jika populasi ikan berinteraksi dengan populasi plankton
(yaitu ikan memakan plankton), maka terjadi perpindahan bahan makanan (materi)
dari plankton ke tubuh ikan sehingga ikan dapat memanfaatkan energi yang tersimpan
pada bahan makanan dari plankton tersebut.
4.
Ekosistem
Ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungan abiotiknya. Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pada
suatu ekosistem bersifat khusus. Artinya interaksi komunitas di lingkungan
kutub berbeda dengan interaksi komunitas di lingkungan tropis. Komunitas yang
dipengaruhi oleh lingkungan abiotik yang spesifik menghasilkan ekosistem yang
spesifik pula. Berdasarkan proses terbentuknya ekosistem dibedakan menjadi dua,
yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.
a.
Ekosistem alami,
yaitu ekosistem yang terbentuk secara alamiah. Misalnya ekosistem hutan, laut,
sungai, dan rawa.
b.
Ekosistem
buatan, yaitu ekosistem yang dibentuk secara sengaja oleh manusia. Misalnya
ekosistem sawah, kolam, perkebunan, dan hutan budidaya.
5.
Bioma dan
Biosfer
Ekosistem
darat yang ada di bumi dipengaruhi oleh posisi letak geografis dan astronomis.
Jadi ekosistem-ekosistem yang terdapat Indonesia (daerah tropis) berbeda dengan
ekosistem yang terdapat di hutan Kanada (daerah subtropis). Ekosistem di daerah
pegunungan juga berbeda dengan ekosistem di daerah padang rumput.
Ekosistem-ekosistem yang terbentuk karena perbedaan letak geografis dan
astronomis disebut bioma, dan keseluruhan ekosistem/bioma yang ada di bumi
membentuk biosfer. Di bumi terdapat 6 bioma utama yaitu bioma gurun, padang
rumput, hutan basah, hutan gugur, taiga, dan tundra. Masing-masing bioma
mempunyai sifat yang khas yang dipengaruhi oleh kondisi komponen abiotiknya.
C.
Keseimbangan Ekosistem
Individu
yang menyusun populasi dalam ekosistem selalu tumbuh dan berkembang. Komponen
abiotik yang memengaruhi ekosistem juga terus-menerus mengalami perubahan.
Perubahan-perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan pada komunitas dan
ekosistem. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan
ekosistem. Perkembangan ekosistem dari ekosistem yang sederhana menjadi ekosistem
yang kompleks dan seimbang disebut suksesi.
Ekosistem
yang seimbang adalah ekosistem yang komponen penyusunnya memiliki komposisi
yang seimbang. Komposisi seimbang bukan berarti jumlahnya sama. Misalnya pada
waktu musim hujan, jumlah rumput (produsen) di suatu padang rumput meningkat
sehingga dapat mencukupi kebutuhan makan populasi rusa. Ketika musim kemarau,
jumlah rumput berkurang sehingga menyebabkan jumlah rusa juga menurun. Apabila
perubahan komposisi itu terjadi secara seimbang dari waktu ke waktu, maka
ekosistem itu dikatakan seimbang dan dapat bertahan lama.
Daya
lenting ekosistem adalah kemampuan ekosistem untuk pulih kembali dalam keadaan
seimbang. Apabila ekosistem yang seimbang mendapat gangguan, keseimbangan ini
dapat mengakibatkan perubahan yang dapat menyebabkan terbentuknya keseimbangan
baru. Sifat ekosistem sangat dinamis, sehingga dapat terjadi perubahan jumlah
komposisi komponen biotik dari waktu ke waktu. Tidak semua gangguan ekosistem
dapat diatasi dengan daya lenting ekosistem secara alami. Kebakaran hutan atau
penebangan hutan yang berlebihan dapat mengakibatkan keseimbangan ekosistem
tidak dapat pulih dengan segera.
D.
Hubungan Saling Ketergantungan
Kamu
telah mengetahui bahwa terjadi interaksi antarkomponen biotik dalam ekosistem.
Selain itu kehidupan komponen biotik dipengaruhi oleh komponen abiotiknya. Sedangkan
keadaan komponen abiotik ditunjang oleh komponen biotik. Oleh karena itu
terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen
abiotik. Contoh hubungan itu adalah sebagai berikut :
1.
Komponen biotik
memengaruhi komponen abiotik
Contohnya
adalah tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis menghasilkan oksigen, sehingga
kadar oksigen meningkat dan suhu lingkungan menjadi sejuk. Jadi tumbuhan hijau (komponen
biotik) mampu memengaruhi komposisi udara dan suhu lingkungan (komponen
abiotik).
2.
Komponen abiotik
memengaruhi komponen biotik
Contohnya
adalah cahaya, tanah, air, udara, dan unsur hara (komponen abiotik) memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (komponen biotik). Sedangkan contoh
hubungan saling ketergantungan antara sesama komponen biotik adalah sebagai
berikut :
a.
Saling
ketergantungan intraspesies (makhluk hidup sejenis).
Contohnya
sekumpulan lebah saling bekerja sama mengumpulkan madu sebagai cadangan makanan
di sarangnya.
b.
Saling
ketergantungan antarspesies (makhluk hidup tidak sejenis).
Contohnya
tanaman kacang-kacangan memerlukan bakteri Rhizobium untuk membantu menambat
nitrogen bebas dari udara, sedangkan bakteri Rhizobium memerlukan media atau
substrat dan makanan untuk hidup. Saling ketergantungan antarspesies yang
berbeda jenis juga terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan dan
dimakan menimbulkan perpindahan materi dan energi. Hal ini akan membentuk
jaring-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan piramida makanan.
1.
Rantai Makanan
Rantai
makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang digambarkan secara skematis
dalam bentuk garis lurus searah dan tidak bercabang. Misalnya rantai makanan
yang terdapat di sebuah kebun secara sederhana dapat digambarkan sebagai
berikut :
Rumput
→ belalang → ayam → ular → elang
Dari peristiwa makan dan dimakan di atas, akan
terjadi perpindahan atau aliran energi dari produsen (rumput) ke konsumen I
(belalang) hingga konsumen puncak (elang). Sebagai sumber energi utama dalam
ekosistem adalah sinar matahari. Energi ini diubah oleh produsen menjadi energi
kimia dalam bentuk senyawa karbon (misalnya berupa karbohidrat, lemak, dan
protein). Jika produsen dimakan konsumen, energi yang tersimpan dalam bahan
makanan itu berpindah ke tubuh konsumen dan dapat diubah menjadi energi panas,
energi gerak, dan sebagian disimpan dalam bentuk senyawa kimia yang menyusun
tubuh makhluk hidup. Ketika konsumen I dimakan konsumen II, terjadi lagi
perpindahan energi. Demikian seterusnya dalam setiap peristiwa makan dan
dimakan diikuti dengan perpindahan energi. Selama perjalanan itu, terjadi pengurangan
energi sehingga tidak semua energi dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup.
2.
Jaring-Jaring
Makanan
Pada
kenyataannya, peristiwa makan dan dimakan terjadi dengan pola yang lebih rumit
dari contoh rantai makanan di atas. Elang tidak hanya makan ular saja. Ular
tidak hanya makan ayam, dan ayam juga tidak hanya makan belalang saja. Di alam,
beberapa proses makan dan dimakan (rantai makanan) saling berkaitan membentuk
sebuah jaring-jaring makanan. Jika kamu
memerhatikan jaring-jaring makanan, kamu akan menemukan bahwa jaring-jaring
makanan selalu berawal dari produsen dan diakhiri oleh pengurai. Bahan-bahan
yang diuraikan itu akan kembali digunakan oleh produsen, sehingga daur materi
dan energi tidak pernah terputus.
3.
Piramida Makanan
Piramida
makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi jumlah
biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu ekosistem.
Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati dasar
piramida. Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada dasar piramida.
Komposisi biomassa dan energi ini semakin ke atas semakin kecil karena selama
proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah energi pada setiap tingkat
trofik.
Dalam
ekosistem seringkali terdapat dua konsumen atau lebih yang menempati puncak
piramida, sehingga ada piramida makanan dengan satu puncak dan piramida makanan
dengan dua puncak. Piramida makanan dengan satu puncak berarti hanya terdapat
satu jenis karnivora yang menempati puncak piramida (konsumen puncak). Piramida
makanan dengan dua puncak berarti pada puncak piramida ditempati oleh dua jenis
karnivora yang keduanya tidak saling memakan.
E.
Jenis-Jenis Interaksi Antarorganisme
Kamu
sudah memahami bahwa dalam ekosistem terjadi hubungan antarmakhluk hidup.
Terdapat beberapa jenis hubungan antarmakhluk hidup, yaitu sebagai berikut :
1.
Hubungan Netral
Hubungan
netral yaitu hubungan yang tidak saling memengaruhi. Netralisme terjadi apabila
nisianya berbeda. Namun sesungguhnya hubungan yang benar-benar netral tidak
ada, sebab setiap organisme memerlukan komponen abiotik (udara, ruangan, air,
dan cahaya) yang sama, sehingga timbul persaingan. Selain itu setiap organisme
juga mengeluarkan zat sisa yang dapat mengganggu organisme lain. Contoh
hubungan netral ini adalah hubungan antara kambing dan ayam yang dipelihara
manusia dalam kandang yang berdekatan.
2.
Hubungan
Simbiosis
Hubungan
simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi antara dua organisme. Hubungan
simbiosis ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
a.
Simbiosis
Mutualisme
Simbiosis
mutualisme yaitu hubungan antara dua jenis organisme yang saling menguntungkan.
Contohnya adalah kupu-kupu dengan tumbuhan berbunga. Kupu-kupu memperoleh madu
dari bunga sedangkan tumbuhan berbunga dibantu proses penyerbukannya. Simbiosis
mutualisme juga terjadi antara manusia dengan bakteri Eschericia coli yang
hidup di usus. Bakteri tersebut menghasilkan vitamin K yang berperan pada
proses pembekuan darah manusia. Sedangkan manusia memberikan perlindungan,
makanan, dan lingkungan yang cocok bagi bakteri di dalam usus.
b.
Simbiosis
Komensalisme
Simbiosis
komensalisme yaitu hubungan antara dua jenis organisme di mana yang satu
diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan saat saling berinteraksi. Contohnya
adalah tanaman anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. Tanaman anggrek
diuntungkan karena dapat hidup di pohon yang ditumpanginya, sedangkan pohon
tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian apapun dari hadirnya tanaman
anggrek.
c.
Simbiosis
Parasitisme
Simbiosis
parasitisme yaitu hubungan antara dua jenis organisme yang merugikan salah satu
pihak, sedangkan pihak yang lain diuntungkan saat berinteraksi. Contohnya adalah
tumbuhan tali putri dan benalu dengan inangnya. Tali putri tidak dapat membuat
makanan sendiri sehingga mengambil sari makanan dari tumbuhan inang. Contoh
lain adalah kutu yang hidup pada kulit hewan. Kutu mendapat untung karena
mengisap darah, sebaliknya hewan dirugikan karena darahnya diisap dan menjadi
gatal-gatal.
3.
Hubungan
Kompetisi
Hubungan
kompetisi terjadi jika dalam suatu ekosistem terdapat ketidakseimbangan,
misalnya kekurangan air, makanan, pasangan kawin, dan ruang. Hubungan kompetisi
dapat terjadi antara individu-individu dalam satu spesies maupun
individu-individu yang berbeda spesies. Contoh hubungan kompetisi yang berbeda
spesies adalah hubungan antara banteng dan rusa yang menempati padang rumput
yang sama. Contoh hubungan kompetisi dalam satu jenis adalah persaingan antara
pejantan kumbang badak untuk memperebutkan betina ketika musim kawin tiba.
4.
Hubungan Predasi
Hubungan predasi yaitu hubungan antara organisme
yang memangsa dan organisme yang dimangsa. Contohnya adalah hubungan antara
rusa dengan singa. Meskipun tampaknya kejam, hubungan predasi diperlukan untuk
mengendalikan jumlah populasi mangsa. Kamu tentu tahu bahwa rusa dapat berkembang
biak dengan cepat. Jika sebagian populasi rusa tidak dimakan oleh singa, maka
rusa-rusa itu dapat kekurangan makanan.
F.
Pentingnya Menjaga Kelestarian Keanekaragaman
Tumbuhan dan Hewan
Kelestarian
keanekaragaman jenis makhluk hidup harus senantiasa diperhatikan agar
keseimbangan ekosistem selalu terjaga. Ekosistem yang seimbang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan manusia. Keanekaragaman tumbuhan dan hewan penting
untuk kesejahteraan manusia. Coba kamu amati semua benda dan makhluk hidup
beserta peranannya yang ada di sekelilingmu. Bayangkan bagaimana manusia akan
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa tumbuhan dan hewan di sekitarnya.
1.
Peranan Tumbuhan
dan Hewan Bagi Manusia
Tumbuhan
dan hewan mempunyai peran yang penting bagi manusia. Beberapa peranan tumbuhan
dan hewan adalah sebagai berikut :
a.
Sumber Pangan,
Pakaian, Perumahan, dan Kesehatan
Makhluk
hidup sebagai sumber pangan tidak diragukan lagi keberadaanya. Perhatikan
makanan yang tersaji di meja makan. Dari manakah kamu mendapatkan bahan makanan
itu? Semua berasal dari makhluk hidup. Pakaian juga berasal dari makhluk hidup,
misalnya sutera dan kapas. Untuk mendirikan perumahan, kayu merupakan bahan
dasar yang penting. Selain itu berbagai perabot rumah tangga juga dibuat dari
kayu. Saat ini sedang marak penggunaan obat tradisional yang berasal dari makhluk
hidup sebagai alternatif pengobatan. Obat tradisional merupakan sumbangan berbagai
makhluk hidup untuk kesehatan manusia.
b.
Sumber Ekonomi
Bahan baku industri membutuhkan makhluk hidup
sebagai bahan bakunya. Industri
perkebunan, obat-obatan, kosmetika, makanan, dan minuman, merupakan contoh industri
yang berkaitan erat dengan keberadaan makhluk hidup. Selain itu banyak
jenis-jenis makhluk hidup yang dapat dipanen dari alam atau hutan dan
diperdagangkan langsung, misalnya rotan, umbi-umbian, hewan buruan, dan buah-buahan.
Jadi keanekaragaman makhluk hidup merupakan sumber ekonomi bagi masyarakat dan
bangsa Indonesia.
c.
Manfaat
Ekosistem
Keanekaragaman makhluk hidup berperan penting untuk menjaga
keseimbangan ekosistem. Contohnya tumbuhan di hutan tropis banyak menghasilkan
oksigen dan menyerap banyak karbon dioksida dari udara. Dikatakan bahwa hutan hujan
tropis merupakan paru-paru dunia karena peranan pentingnya menjaga keseimbangan
komposisi gas di udara. Semakin beraneka ragam makhluk hidup yang terdapat pada
suatu ekosistem, akan membuat ekosistem itu semakin stabil.
d.
Manfaat Keilmuan
Keberadaan makhluk hidup berperan penting bagi perkembangan
ilmu pengetahuan. Keanekaragaman makhluk hidup merupakan sumber plasma nutfah. Keanekaragaman
plasma nutfah diperlukan untuk menciptakan jenis-jenis tanaman atau hewan
budidaya yang unggul. Selain itu adanya keanekaragaman hayati memungkinkan
untuk menemukan sumber alternatif bagi pangan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar
manusia lainnya.
2.
Usaha
Pelestarian Keanekaragaman Makhluk Hidup
Begitu
pentingnya keanekaragaman makhluk hidup bagi manusia, sehingga diperlukan upaya
untuk melindunginya. Berbagai cara yang dapat ditempuh untuk melestarikan keanekaragaman
makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a.
Membuat aturan perundangan
yang dapat melindungi kelestarian makhluk hidup
b.
Melakukan
penyuluhan dan kampanye pentingnya pelestarian keanekaragaman makhluk hidup
c.
Pembuatan taman
nasional. Fungsi taman nasional adalah perlindungan terhadap makhluk hidup dan
ekosistemnya. Beberapa contoh taman nasional yang telah dibentuk adalah sebagai
berikut :
1.
Taman Nasional
Gunung Leuser di Nangroe Aceh Darussalam
2.
Taman Nasional
Bukit Barisan di Bengkulu
3.
Taman Nasional
Ujung Kulon di Jawa Barat
4.
Taman Nasional
Baluran di Jawa Timur
d.
Pembuatan cagar
alam. Fungsi cagar alam adalah untuk menjaga kondisi alam suatu wilayah tetap
dalam keadaan alami. Beberapa contoh cagar alam adalah sebagai berikut :
1.
Cagar alam
Pangandaran Jawa Barat
2.
Cagar alam Kawah
Ijen di Jawa Timur
3.
Cagar alam
Rafflesia di Bengkulu
e.
Penetapan hutan
lindung, yang berfungsi sebagai daerah resapan air, mencegah erosi, melindungi
habitat berbagai jenis makhluk hidup, dan menjaga tata guna air.
f.
Hutan wisata,
merupakan hutan produksi guna diambil manfaatnya dan dapat digunakan untuk
objek wisata.
g.
Taman laut,
didirikan untuk menjaga wilayah laut yang memiliki keanekaragaman tinggi dan
unik, misalnya taman laut Bunaken di Sulawesi Utara.
h.
Pembuatan kebun
raya. Fungsi kebun raya tempat koleksi tanaman dari berbagai wilayah untuk
dilestarikan, untuk penelitian, dan tempat rekreasi. Contohnya adalah kebun raya
Bogor, kebun raya Cibodas, dan kebun raya Purwodadi.
i.
Pemeliharaan dan
penangkaran hewan baik secara in situ maupun
ex situ. Hewan dipelihara di habitat aslinya disebut pemeliharaan in situ, sedangkan secara ex
situ, hewan dipelihara di luar habitat aslinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ekosistem
adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem disusun oleh komponen biotik berupa makhluk hidup dan komponen
abiotik. Setiap makhluk hidup menempati tempat yang sesuai yang disebut
habitat. Setiap makhluk hidup juga mempunyai peranan tertentu yang disebut
nisia. Dalam ekosistem terdapat tingkatan trofik komponen biotik, yaitu ada
organisme yang berperan sebagai produsen, konsumen primer, konsumen sekunder,
konsumen tersier, konsumen puncak, dan pengurai.
Dalam
ekosistem terdapat tingkatan organisasi makhluk hidup penyusunnya. Individu-individu
sejenis menyusun populasi, beberapa populasi makhluk hidup berinteraksi dengan
lingkungan membentuk komunitas. Komunitas dengan lingkungannya membentuk suatu
ekosistem. Beberapa ekosistem membentuk bioma dan keseluruhan bioma dan
ekosistem di bumi menyusun biosfer. Di dalam ekosistem yang seimbang, komponen
penyusun ekosistem selalu berada dalam komposisi yang seimbang. Ekosistem
bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan. Perubahan suatu ekosistem
menuju keseimbangan dalam jangka waktu yang lama disebut suksesi.
Komponen
penyusun ekosistem selalu berinteraksi baik sesama komponen biotik maupun
antara komponen biotik dengan komponen abiotik. Interaksi ini membentuk jaring-jaring
kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaring-jaring kehidupan, dan
piramida makanan. Hubungan antarorganisme dalam suatu ekosistem dapat berupa
hubungan netral, simbiosis mutualisme, komensalisme, parasitisme, kompetisi,
dan predasi.
Keanekaragaman
makhluk hidup berfungsi sebagai sumber pangan, pakaian, perumahan, kesehatan.
Keanekaragaman juga memberi manfaat secara ekonomi, ekosistem, dan keilmuan. Beberapa
upaya pelestarian keanekaragaman hayati adalah dengan membuat undang-undang,
penyuluhan kepada masyarakat, membuat taman nasional, cagar alam, kebun raya,
dan taman laut.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan dan pembahasan yang diperoleh maka penyusun menyarankan :
1.
Kepada mahasiswa
agar selalu menjaga lingkungan di sekitarnya karena sebagai manusia kita jua
memegang peranan penting di dalam perkembangan ekosistem
2.
Kepada mahasiswa
agar memahami dan menghayati konsep tentang perkembangan ekosistem
3.
Kepada dosen
agar selalu menghimbau kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan observasi atau
penilitian di berbagai daerah yang memang perkembangan ekosistemnya menurun
maupun meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Wasis dan Sugeng
Yuli Irianto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam
Jilid 1 Untuk SMP dan MTs Kelas VII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Anonim. 2012. Ekologi Tumbuhan Suksesi. http://pustakabiolog.files.wordpress.
com/2012/10/bab-5-suksesi.docx diakses 23 Februari 2013 pukul 19.10 WITA
Fitri, Dwi Eka. 2012. Klimaks.
http://diwimothy.blogspot.com/2012/04/ klimaks.html diakses 23 Februari 2013
pukul 19.15 WITA
Umar, Muhammad Ruslan. 2010. Modul Bahan Ajar Ekologi Umum. Makassar:
Universitas Hasanuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar